LAMPUNG|Titikmonitor.com -- Selama bertahun-tahun, publik disuguhi drama pilu Eka Wijayanti Mandasari yang memosisikan diri sebagai ibu berjuang melawan "ayah kejam". Namun, hari ini, Rabu (17/12/2025), tabir gelap itu tersingkap. Fakta mengejutkan mencuat ke permukaan: Anak berinisial G yang selama ini dijadikan "senjata" simpati, ternyata bukanlah darah daging Eka Wijayanti.
Narasi Palsu di Balik Status "Anak Kandung"
Kebohongan besar ini dibongkar langsung oleh Sarjuni, suami sah Eka. Juni mengungkapkan bahwa kehadiran anak tersebut di tengah keluarga mereka bukanlah melalui proses persalinan, melainkan sebuah pengambilan sepihak yang dilakukan Eka dari seorang pasien pada tahun 2015.
"Publik dikelabui. Anak itu diambil tanpa asal-usul yang jelas. Saya sendiri tidak pernah diberi tahu siapa ibu biologisnya. Tiba-tiba ada bayi di rumah, dan dia (Eka) membangun narasi seolah itu anak kami," ungkap Juni.
"Manusia Berhati Iblis": Senjata Makan Tuan
Ketajaman fakta ini seketika menghantam balik unggahan-unggahan Eka di media sosial yang kerap menyerang Juni dengan sebutan "binatang" dan "manusia berhati iblis". Selama ini, Eka mencitrakan Juni sebagai ayah kandung yang tidak bertanggung jawab, padahal kenyataannya, tidak ada ikatan biologis sedikit pun antara Juni dengan anak tersebut.
Pencitraan Eka di Facebook yang menyebut Juni "tak sayang anak" kini terlihat sebagai sandiwara yang sarkas. Bagaimana mungkin seorang pria dituntut memiliki tanggung jawab biologis atas anak yang diambil istrinya secara misterius dari orang lain?
Merampas Hak Nasab demi Konten
Tindakan Eka menyembunyikan status asli anak tersebut bukan sekadar urusan rumah tangga, melainkan pelanggaran terhadap hak asasi anak. Dengan memutus asal-usul nasab sang anak demi membangun narasi "ibu yang terzalimi" di media sosial, Eka dinilai telah melakukan eksploitasi identitas demi kepentingan pribadi.
"Membangun menara kebohongan di atas status seorang anak adalah puncak dari ketidakterpujian moral. Anak tersebut berhak tahu siapa orang tua kandungnya, bukan dijadikan alat untuk menjatuhkan nama baik orang lain," tegas Tim Investigasi. (Amir).

Posting Komentar